Senin, 14 Juli 2008

Pastor Jeffrey Rachmat Menanggapi Kenaikan BBM

Kenaikan BBM ternyata mempengaruhi seluruh dunia, itulah yang dikatakan Pastor Jeffrey Rachmat, gembala dari Jakarta Praise Community Church dalam sebuah kotbahnya.
"Saya tidak bisa menurunkan harga BBM untuk menolong Anda "katanya. "Tetapi saya bisa membantu Anda menjadi besar sehingga masalah Anda menjadi terlihat kecil." Dengan bersemangat Pastor Jeffrey Rachmat membagikan tips menghadapi masa-masa sukar akibat kenaikan BBM.

Menjadi seperti Jeruk

Masa sukar seperti ini sudah dinubuatkan oleh Alkitab, jelasnya. Jadi sebagai orang percaya kita harusnya tidak lagi kaget. Banyak orang tidak suka dengan kesulitan, pada hal kesulitan membuat seseorang mengeluarkan hal terbaik dari dirinya. Orang percaya jangan mudah pecah dan hancur ketika mengalami tekanan, harusnya kita berbeda.

"Seperti sebuah jeruk ketika di tekan, apa yang keluar?" Pastor Jeffrey memberikan ilustrasi. "Jeruk ketika diperas mengeluarkan juice. Dan juice jika dijual, akan lebih mahal dari pada buah jeruk."

Kehidupan orang percaya harusnya seperti jeruk itu, ketika tekanan datang akan menunjukkan siapa sebenarnya dirinya. Saat itulah orang percaya bisa menunjukkan perbedaan dengan orang dunia. Karakter Ilahi dan kasih itu dapat lebih rasakan, saat orang-orang yang tidak kenal Tuhan sedang terpuruk.

Pencobaan dan masa sukar adalah keberuntungan

Alkitab mengajarkan bahwa jika kita mengalami kesukaran dan pencobaan, harus merasa berbahagia dan beruntung. Dalam Yakobus 1:2 (BIS) berbunyi demikian, "Saudara-saudara! Kalau kalian mengalami bermacam-macam cobaan, hendaklah kalian merasa beruntung." Mungkin jika kita tidak melihat dengan kaca mata Allah, hal seperti ini kita anggap aneh.

Tidak hanya merasa beruntung, namun kita juga harus bermegah atau berbangga jika berada dalam kesengsaraan, "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." Roma 5: 3-5. Kesengsaraan dan pencobaan akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Apa yang dihasilkan oleh kesengsaraan adalah ketekunan, tahan uji, dan juga pengharapan yang kuat di dalam Tuhan.

Sebuah proses untuk mengalami terobosan dari Tuhan.

Banyak orang ketika krisis keuangan terjadi mereka melakukan pemangkasan pengeluaran. Namun banyak orang percaya, salah membuat langkah pemangkasan pengeluaran. Ketika krisis terjadi, mereka berhenti menabur.

Alkitab menuliskan dalam Mazmur 126: 5-6, "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya." Orang yang menangis dan mencucurkan air mata, pastilah orang yang sedang sedih dan dalam kesulitan. Namun Tuhan mengingatkan bahwa orang yang menabur, sekalipun dalam keadaan sulit, orang tersebut pasti akan menuai dengan sorak-sorai.

Jangan berhenti memberi persepuluhan dan persembahan, sekalipun Anda sedang dalam keadaan krisis. Pada saatnya nanti, jika Anda setia, Anda pasti akan mengalami terobosan dalam hidup Anda.

Tuhan bukanlah tukang sulap, sekalipun Dia sanggup melakukan mujizat. Terkadang, ada yang menjadi bagian kita. Bagian kita adalah setia menabur kebaikan dan melakukan kebenaran firman Tuhan, dan bagian Tuhan adalah menolong kita pada waktu-Nya.

Kesulitan bisa membuat Anda bertumbuh atau membuat Anda hancur, semua itu ditentukan oleh sikap Anda. Masa-masa sulit adalah waktu untuk kita bertumbuh, dan menjadi pribadi yang lebih kuat, selama Anda memilih sikap yang benar. Jadi jangan menyerah oleh kesulitan hidup, serta alami breakthrough dari Tuhan.

Rabu, 04 Juni 2008

FOR LOVE or FOR LUST

For love or For Lust - Pastor Jose Carol Aug 9, '07 5:46 AM


This is a secret to building deeper relationship... Dan bicara soal membangun hubungan, tentunya bukan hanya hubungan antara pria dan wanita yang akan bersatu dalam pernikahan saja dan bukan soal berpacaran saja, tapi juga tentang bisnis, relasi persahabatan, hubungan dengan orang tua, hubungan antara pemimpin dan bawahan. Intinya, selama kita berhubungan dengan orang lain, kita perlu tahu bagaimana cara untuk membina dan membangun hubungan tersebut, supaya kita bisa menikmati kebahagiaan dan segala yang baik, yang disediakan oleh Tuhan di dalam atau melalui hubungan-hubungan yang kita bangun.

"Kekuatan dan kekokohan suatu bangunan sangat ditentukan oleh dasar di mana bangunan tersebut dibangun di atasnya"

Pertanyaannya adalah, di atas dasar apakah hubungan-hubungan dalam kehidupan kita dibangun? Berdasarkan apa? Apakah itu dibangun di atas dasar kasih (love) atau di atas nafsu (lust/keinginan daging)?

Ini bukan hanya berlaku dalam marital relationship atau pre-marital relationship, tapi juga dalam bussiness relationship, family relationship, friendship, semua relasi atau hubungan yang kita bangun. "Hey, tapi apakah bisnis ada hubungannya dengan kasih? Saya tidak mencintai partner bisnis saya..." Let's see the definition of love.

Love is a decission made based on the desire to benefit others. Kasih adalah keputusan yang kita ambil berdasarkan keinginan kita untuk menguntungkan orang lain. Kasih adalah keputusan, bukan perasaan yang kita rasakan waktu berkorban. Kasih adalah keputusan yang diambil oleh seseorang, yang didasari oleh keinginannya untuk menguntungkan pihak lain, bahkan kalau perlu, mengorbankan dirinya. Sebaliknya, Lust atau nafsu adalah keputusan yang diambil berdasarkan keinginan untuk menguntungkan diri sendiri, bahkan kalau perlu, merugikan seluruh dunia, "korbankan semua asal jangan saya".

Kalau kita menjalin hubungan bisnis dengan seseorang yang punya kasih, dia punya keputusan dalam bisnisnya dengan kita yang didasari oleh keinginannya untuk menguntungkan kita, apakah bisa kita bayangkan bagaimana jadinya jika kita juga merespon dengan hal yang sama? Betapa langgengnya hubungan bisnis yang terjalin itu!

Nah, apakah yang mendasari hubungan-hubungan kita? Dan apakah orang yang menjalin hubungan dengan kita itu didasari oleh kasih atau nafsu? We shall think about it. Ada peribahasa yang berkata seperti ini "The omelette is only as good as the eggs in it." Omelet hanya sebagus kualitas telur yang ada di dalamnya. Kalau telurnya busuk, mau dikasih merica, sambel, bawang putih, bawang merah sebanyak apapun juga, kualitasnya ga bisa bagus.

"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri orang tidak memetik anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat, karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya." (Luk 6:43-45)

Kalau hati seseorang jahat, keluarnya pasti jahat. Kalau telurnya busuk, walau kita kasih bumbu apapun, pasti tidak akan bisa jadi omelet yang bagus. Ada banyak jenis telur di dunia ini. Dan pertanyaannya, darimana saya tahu kalau telurnya bagus? Dari luar keliatan ada yang bintik-bintik, warnanya beda, bentuknya beda, ada telur negeri, ada telur kampung, kualitasnya beda, ada yang dibeli di pasar, di Hero, ada yang mengandung bebas salmonela, omega 3, plus vitamin, DHA, dst. Darimana kita bisa tau kalau telur ini ga busuk? Kita bisa aja liat labelnya. Tapi masalahnya di supermaket saya seringkali diajari, kalau mau telur bagus, sentrongin ke bohlam, kalau bening, bagus. Iya kalau bisa disentrong ke bohlam... kalau dibungkus di kotak gimana? Kita cuma bisa baca merk-nya aja. Kita ga bisa tau pasti.

Penampilan itu bisa mengelabui. Ini berbahaya kalau misalnya kita mau pacaran. Kita ngeliat cakepnya, proporsi bodinya, dll. Masalahnya, mau didandani seperti apapun juga, kalau tadinya dia "busuk", tetap "busuk". Alkitab berkata, baik buruknya orang ditentukan dari hatinya, bukan dompetnya, bukan rumahnya, bukan mobilnya. Mau naik ferrari, mau punya banyak kartu kredit yang ga ada batasnya pun, it doesn't change the inside. Bagaimana dia bisa membangun hubungan dengan kita, tergantung apa yang ada di dalam dirinya. Nah, kalau kita membangun hubungan (apapun), bahaya kalau kita lihat penampilan luar saja. This is our life, this is your life, hati-hati dengan siapa kita menjalin hubungan, entah itu bisnis, pacaran.. dengan siapa kita bergaul, dengan siapa kita mau menikah...

Bagaimana kita bisa tahu bahwa seseorang itu akan membina hubungan dengan kita berdasarkan kasih dan tidak akan merugikan kita? Kriteria apa yang kita bisa pakai untuk menguji bahwa orang-orang itu akan menguntungkan kita, dan kita akan menguntungkan mereka, dan kita akan saling menguntungkan, completing each other, dalam pernikahan, dalam bisnis, dalam persahabatan, agar kedua belah pihak akan menikmati kebaikan?

1. Harus Ada Kejujuran

Suatu hubungan yang baik membutuhkan kejujuran. Salah satu perintah yang Tuhan ucapkan dari 10 perintah yang Dia berikan kepada Musa, yaitu jangan kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta terhadap sesamamu (Im 19:11). Tuhan memperingatkan kita tentang kerusakan dan rasa sakit yang dapat ditimbulkan akibat kebohongan dan ketidakjujuran dalam relationship. Masalahnya banyak orang menghabiskan tenaganya untuk menyembunyikan kebenaran, sehingga akibatnya mereka kehabisan tenaga untuk menyatakan kebenaran, karena tenaganya habis untuk menutupi kebohongannya.

"Honesty and intimacy always go together" (Amsal 24:26 - NIV - "An honest answer is like a kiss on the lips" - jawaban yang jujur adalah seperti memberikan ciuman di bibir)

Kalau kita ingin dekat dengan seseorang (bisa rekan bisnis, teman, pasangan, dll), keakraban tidak bisa terbangun tanpa kejujuran. Kalau kita berkata jujur kepada seseorang, kita seperti memberikan ciuman di bibir orang itu. Bukan ciuman di kening, dan mencium di bibir itu bicara tentang keintiman. Dengan kata lain, tanpa berbicara atau tanpa jawaban yang jujur, kita tidak akan pernah bisa intim dengan orang tersebut. Dalam hubungan suami istri, banyak suami yang menghabiskan waktu untuk menutupi kebenaran ("Gila, kalo gue kasih tau bisa bubar..."), masalahnya kalau dia tidak jujur, dia tidak akan bisa intim dengan istrinya. Telling the truth and telling the whole truth itu beda. Banyak orang telling the truth tapi tidak telling the whole truth. Alkitab mengatakan agar kita telling the whole truth.

Konsekuensi dari telling the whole truth, mungkin pertengkaran akan pecah di depan, tapi kepercayaan itu tidak hilang. Contohnya, kita punya supir, suatu kali supir kita menabrak mobil lain, tapi dia tidak mengakui itu, dia bilang bahwa dialah yang ditabrak. Padahal dari melihat bekas kerusakan di mobil, kita tahu kalau mobil kitalah yang menabrak mobil lain, tapi tidak ada bukti. Mungkin tidak ada keributan dan kita tidak memecat dia, tapi kita tidak mempercayai dia lagi. Apakah itu lebih baik? Atau ini, dia datang dan berkata kalau dia yang menabrak. Bakal ribut? Tentu aja... atau kalau misalnya kita yang jadi supir, mungkin kita bahkan harus mencicil untuk mengganti kerusakan dalam waktu yang lama, tapi... kita tidak kehilangan kepercayaan.

You can't get close to anybody without honesty. Kita bisa aja make up, dress up, apapun yang kita lakukan, kita bisa membuat orang lain terkesan dan kagum. Tapi rasa kagum itu tidak akan bertahan lama. Hanya kejujuran yang membuat kita bisa dekat dengan seseorang. Be honest, be yourself. Yang konyolnya adalah... how can we be that stupid, percaya bahwa seseorang itu mencintai kita padahal dia tidak memberitahukan kebenaran pada kita? Saya sudah bertemu dengan banyak orang yang terlalu gampang percaya, "Dia sangat menyayangi saya, dia cinta banget sama saya... Ya dia cuman bohong sekali dua kali sih, cuman bohong hal-hal yang kecil, tapi dia sangat mencintai saya..." Nah masalahnya sebodoh apakah kita, percaya bahwa seseorang bisa sekaligus berbohong dan mencintai? Karena mencintai adalah keinginan untuk membuat orang lain untung atau diuntungkan, tanpa merugikan orang lain itu. Banyak wanita yang lebih mudah dibohongi, mereka berpikir bahwa mereka dibohongi demi kebaikan. Saya ga menghakimi, ini hanya dari pengalaman saja. I hope we are smarter today. Mau buktikan cinta? Beritahukan kebenaran. Prove it.

Pertanyaannya adalah "Is he or she, telling you the truth?" or "Are you telling the truth?" Atau selama ini kita menyembunyikan kebenaran dan menghabiskan tenaga untuk menutupi kebenaran? "Ya... habis daripada ribut... Someday, someday, suatu hari nanti deh gue kasih tahu, kalo waktunya tepat, nanti gue cerita." Saya kira today is the best day to tell the truth. Kalo selama ini kita tidak mengatakan kebenaran pada atasan kita, bawahan kita, istri atau suami, pasangan, orang tua kita, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai sesuatu yang benar. Ada konsekuensi? Ada, tapi kita tidak akan kehilangan kepercayaan. Dunia mungkin bilang tindakan itu bodoh, "Goblok.. ngapain lo kasih tau, diem aja..." Tapi itu namanya tulus, and it's based on the truth.

Untuk membangun kedekatan dan pengertian satu dengan yang lain, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar kita bisa membangun dasar dan hubungan yang dalam. Mazmur 139 - "Untuk pemimpin biduan, mazmur Daud; Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku, Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh, Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kau maklumi, sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya semuanya telah Kau ketahui ya Tuhan."

Agar bisa dekat dengan seseorang, selain jujur, ayat ini memberikan tips lain. Kedekatan dengan seseorang itu tidak berbicara tentang lokasi geografik. Berapa banyak suami istri secara geografis sangat dekat, dalam satu rumah, satu ranjang, namun mereka berjauhan satu dengan lainnya. Berapa banyak istri yang merasa sangat jauh dengan suaminya? Karen kita hanya akan merasa dekat dan akrab dengan seseorang kalau kita sadar bahwa orang itu mengerti pikiran kita dan mengerti perasaan kita. Kalau kita mau dekat dengan seseorang, share our thoughts, tukar pikiran dengan orang itu. Karena kedekatan tidak dibangun secara fisik, bukan hanya sering berkumpul secara fisik saja. Tanpa adanya tukar pikiran, kita tidak akan pernah bisa dekat satu sama lain. Yang suami istri, tanpa adanya saling bicara dan tukar pikiran, kita akan semakin jauh satu sama lain. Yang pacaran, bagaimana kita bisa kenal isi dari seseorang dengan hanya melihat luarnya saja? Kita hanya bisa lihat hatinya kalau kita tahu pikirannya, pandangan-pandangannya, rencananya, dll. Kemudian tinggal kita buktikan apakah orang itu jujur. Kalau pikiran dan mulutnya jujur seperti yang dia ucapkan, beri dia credit yang bernama kepercayaan.

2. Integritas

Mat 5:37 - Kalau ada seseorang yang berkata "ya" maksudnya "tidak", kita sudah tahu artinya apa. Apa yang dia ucapkan tidak sama dengan apa yang dia lakukan. Alkitab berkata kalau "ya" itu "ya", kalau "tidak" itu "tidak", di luar itu busuk. Coba kasih dia kesempatan yang kecil untuk membuktikan apakah dia bisa dipercaya atau tidak, baru kemudian bisa diberi kepercayaan yang lebih besar.

Pernikahan itu adalah one way ticket. Semua yang kita investasikan di sana tidak bisa ditarik kembali. Kita menginvestasikan seluruh hidup kita, bukan fifty-fifty. Oleh sebab itu, think of it seriously. Kalau kita saat ini sedang berada dalam satu hubungan dimana kita mulai melihat adanya indikasi-indikasi yang tidak baik, kita harus memikirkan hal ini dengan serius sebelum kita mengambil keputusan untuk melanjutkan atau mengambi keputusan yang lebih besar dalam relationship itu. Seseorang yang tidak punya integritas pasti tidak bertanggung jawab, dan dia tidak akan bisa dipercaya. Because without integrity, there won't be responsibility.

A man will fake intimacy in order to get sex, seorang pria akan berpura-pura intim untuk mendapatkan seks. Dan sebaliknya, a woman will fake sex to get intimate. Intimacy = in to me see = if you can't see into me, we won't be intimate. Kalau kita tidak bisa dilihat sampai ke dalam, kita tidak bisa dekat dengan seseorang. Dalam pernikahan, a man will fake intimacy in order to get sex, while a woman will fake sex to get intimacy (sebenarnya nggak pengen atau terpaksa, tapi demi supaya disayang-sayang akhirnya dilakukan juga, karena suaminya hanya bersikap intim kalau mau berhubungan seks saja). Tanpa adanya integritas (kalau "ya" "ya" dan kalau "tidak" "tidak"), bisa dibayangkan betapa parahnya suatu relationship itu karena di dalamnya penuh kebohongan.

Bicara soal integrity juga bicara tentang tanggung jawab. Pre marital sex adalah tindakan yang tidak bertanggungjawab, karena engkau mengambil sesuatu yang belum boleh engkau ambil. That's why engkau kehilangan kepercayaan pasanganmu, walaupun itu dilakukan atas dasar suka sama suka, karena engkau mengambil untuk keuntungan diri sendiri. This is not based on love, but lust. Ini bukan untuk menghalangi kita dari menikmati kebaikan, bukan pula sok being religious karena itu dosa, semua juga tahu kalau itu dosa. Tapi faktanya, alkitab berkata kalau engkau melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab, engkau akan kehilangan respect dan kehilangan kepercayaan. Kalau engkau, sebagai pria, pernah menyentuh pasanganmu sebelum waktunya, engkau akan kehilangan respek dari pasanganmu, makanya tidak heran kalau dalam pernikahan engkau tidak dihormati. Dan kalau istri tidak lagi dikasihi sebagaimana seharusnya seperti dirinya sendiri oleh suaminya, itu juga akibat dari pre marital sex, dia kehilangan respect dari suaminya.

Masturbasi: "Oh saya nggak membayangkan yang kotor, saya membayangkan istri saya..." atau apapun alasannya. Kenapa saya katakan bahwa masturbasi adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab? Saya baca dari hasil survei, begitu banyak persentase pria yang mengalami ejakulasi dini di dalam ranjang pernikahan, atau masalah seksual dalam pernikahan. Waktu saya selidiki, Roh Kudus berbicara dalam hati saya (saya tidak bisa buktikan secara scientific atau physical, bahwa masturbasi yang dilakukan oleh seorang anak muda kalau nanti dia menikah, akan mengakibatkan dia mengalami ejakulasi dini, tapi ijinkan saya share pikiran saya dengan saudara, kita tinggalkan argumentasi teologis dahulu...).

Kalau anda melakukan masturbasi, dengan siapapun imajinasi anda, anda sedang mengatur pace atau kecepatan anda mencapai tingkat kepuasan tertentu berdasarkan kepentingan dirimu sendiri. Sedangkan di dalam setiap hubungan, the basic fondation for success is to give. Berkorban, sacrifice is a big word, bahkan dalam hubungan seksual pun. Dalam hubungan seksual suami istripun, kalau anda mau masuk dengan niat ingin mengambil, then you won't enjoy happiness in your sexual relationship.

Kalau anda juga masuk dalam suatu hubungan bisnis dengan tujuan hanya untuk mengambil keuntungan sendiri, maka hubunga itu tidak akan berhasil. Ini berlaku termasuk juga dalam hubungan seksual. Kalau dalam hubunga seksual tujuannya hanya mau mengambil, you will never be happy. Orang yang terbiasa menyenangkan dirinya sendiri dan memuaskan dirinya sendiri dengan masturbasi, akan kelabakan menguasai dirinya sendiri dalam hubungan pernikahan. Sex is not about release, it's about sacrifice, to give. Dalam semua hubungan, kalau motivasinya bukan memberi, maka hubungan itu tidak akan berhasil. Kita tentu saja tidak mau berhubungan dengan seseorang yang hanya ingin mengambil dari kita. Ini benar-benar tersimpulkan dalam firmanNya "kasihilah orang lain sama seperti engkau mengasihi dirimu sendiri", kalau kita tidak mau diperlakukan seperti itu, ya jangan melakukan itu terhadap orang lain. Are you smart enough?

Jangan pernah percaya dia mengasihimu padahal dia maunya mengambil terus. Ada mitos yang terakhir... Banyak orang yang berkata, "Tapi bagaimana kalau dia adalah satu-satunya? Alkitab kan berkata waktu Adam tidur, cuma satu tulang rusuk yang diambil, hanya satu... Jangan-jangan dia orangnya, satu-satunya yang sudah Tuhan tetapkan..." Di dalam amsal dikatakan "Dia yang menemukan istri, menemukan kebahagiaan,", andalah yang menemukan. Tuhan tidak pernah berkata, "He/She is the one", saya tidak menentang kalau ada yang dapat mimpi atau nubuatan, tapi tidak ada ayat yang berkata "he/she is the one" apalagi the only one. Tuhan cuma kasih tau kita what kind of person we should marry (kualitas orang seperti apa yang kta harus nikahi), dan Tuhan juga memberitahu kualitas orang seperti apa yang jangan kita nikahi. Tuhan memberi guidelines, bukan berkata "he/she is the one".

Kalau anda adalah orang yang berada di posisi yang selama ini tidak memberitahukan kebenaran, menutupi kebenaran, tidak menjunjung tinggi kejujuran, tidak berkata "ya" diatas "ya" dan "tidak" diatas "tidak", hari ini, betulkan hubungan anda. Kalau anda mau hubunganmu work out seperti yang Tuhan inginkan dan sediakan buat anda, lakukan apa yang Firman Tuhan ajarkan pada anda. Kalau anda lakukan itu, maka anda membuka pintu pada kebahagiaan dan pada semua hal yang sudah Tuhan sediakan untuk anda. Just do it...

Sumber: kotbah Pastor jose Carol - JPCC Jakarta

Selasa, 22 April 2008

Kasih dan Kesetiaan

Kasih dan Kesetiaan (Ps.Jose Carol)

Kasih dan Kesetiaan

Amsal 3:3-4
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. (TB)


Amsal 3:3-4
Hendaklah engkau tetap percaya dan setia kepada Allah dan sesamamu. Ingatlah itu dan simpanlah di dalam hatimu,
supaya engkau disenangi dan dihargai oleh Allah dan manusia. (BIS)

Jangan biarkan kesetiaan dan kebaikan hatimu pergi, tetapi kalungkanlah pada lehermu.

Kecurangan dan kelicikan jangan biarkan hadir dalam kehidupan kita, walaupun itu menjanjikan sesuatu dengan cara pintas dan kilat.

Kita harus senantiasa belajar untuk hidup jujur. Lebih baik diangap bodoh oleh manusia tetapi dinilai pandai oleh Tuhan. Jangan kita melakukan yang sebaliknya!

Amsal 2:20
Karena itu, anakku, ikutilah teladan orang baik, dan hiduplah menurut kemauan Allah. (BIS)

Amsal 20:7
Anak-anak beruntung jika mempunyai ayah yang baik dan hidup lurus. (BIS)

Kita harus menjaga sikap dan perbuatan kita supaya keturunan kita dapat hidup berbahagia dan senantiasa ada dalam proteksinya Allah.

Kejujuran dan Kebaikan

2 Timotius 3:1-2
Ingatlah ini: Pada hari-hari terakhir akan ada banyak kesusahan.
Manusia akan mementingkan dirinya sendiri, bersifat mata duitan, sombong dan suka membual. Mereka suka menghina orang, memberontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, dan membenci hal-hal rohani. (BIS)

Alkitab sudah menubuatkan hal ini bahwa di akhir jaman ini manusia cenderung akan lebih memperhatikan kepentingan dirinya sendiri.

1. Individualism : Mementingkan dirinya sediri / orang lain tidak penting
2. Narcissm : Kecintaan pada dirinya sendiri / all that matter is me.

I Korintus 11:11
Meskipun begitu dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, wanita tidak berdiri sendiri, lepas dari laki-laki, dan laki-laki pun tidak berdiri sendiri, lepas dari wanita. (BIS)

Ini artinya Suami - Istri saling membutuhkan, harus saling mendukung, Istri harus menghormati suaminya serta tunduk terhadap suaminya karena ia adalah Kepala, dan suami harus tunduk kepada Tuhan yang adalah KepalaNya.
Sebaliknya suamipun harus mengasihi istrinya seperti dia mengasihi dirinya.

Tidak ada pernikahan yang bebas dari masalah, kita ada untuk dapat mengatasi masalah.
Tidak ada sapi yang tidak memiliki kotoran, kita harus siap menerima itu.
Demikian juga dengan pernikahan .. suami / istri tetap memiliki kekurangan masing-masing, kita harus siap dan bisa menerima itu.

HAPUS KATA MENYERAH dalam HIDUP kita dalam PERNIKAHAN kita dan dalam segala ASPEK kehidupan kita.

Amsal 18:1
Orang yang memisahkan diri dari orang lain berarti memperhatikan diri sendiri saja; setiap pendapat orang lain ia bantah. (BIS)

3 Langkah kongkrit yang harus kita lakukan adalah :

1. Sangkali diri / Menyangkal dirinya sendiri
2. Bangun hubungan dan belajar hidup dengan orang lain
3. Beri diri kita untuk orang lain
lakukan sesuatu untuk orang lain, sesuatu hal yang tidak menguntungkan diri sendiri, berkorban untuk orang lain. (is)

















0 comments:

Post a Comment
Links to this post

Create a Link
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Jesus, this is ou

Senin, 17 Maret 2008

HEART CHECK UP

“Sebab seperti orang yang membuat perhitungan di dalam dirinya; demikianlah dia -Amsal 23:7-“
“As he thinks in his heart; so is he –proverbs 23:7” (KJV)

Ayat yang bagus banget. Mm, kalo diterjemahin ke kata-kata yang lebih sederhana seperti ini : Keberadaan kita sekarang adalah hasil dari pikiran (think) dan hati (heart) kita.
Kalo God mau mengubah keberadaan kita, kita harus mengubah pikiran kita dolo… kalo enggak, ga akan berubah. Contohnya, kalo kita miskin dan minta God bikin kita jadi kaya. Dan Tuhan kabulkan itu. Kita jadi kaya nih. Tapi pola pikir kita gak berubah, yang ada cuman orang kaya yg pikirannya picik dan hatinya sempit. Tinggal tunggu waktu, (tik! Jentikin jari), kita kembali lg jadi orang miskin kembali.
Ato contoh laen : imagine kalo seorang kaya yg tinggal di Menteng swap house dengan orang di kolong jembatan. Orang yg di kolong jembatan didandanin sperti orang kaya, tempatin dia di rumah orang menteng itu, kasih kredit card, potong rambutnya, ajari dia berpenampilan orang kaya… gak ada yang tau kalo dia dr kolong jembatan. Selama dia ngomong, orang ga bakal tau dia spt apa. Nah… Tapi begitu dia ngomong… saat itu jg ketauan kalo dia tuh org dr kolong jembatan! Karena apaa? Karena apa yg ada di pikiran dan hatinya yg menentukan kondisi hatinyah… tinggal tunggu waktu rumah yang ditinggali di Menteng berubah jadi kolong jembatan. tapi liat sama orang Menteng yang tinggal di kolong jembatan, karena pola pikir dan sikap hatinya bukan kolong jembatan, tinggal tunggu waktu kolong jembatan berubah jadi mall.

So, pola pikir dan sikap hati kita menentukan bagaimana kita hidup, bagaimana kita menata keuangan, bagaimana kita memberi untuk GOD, dan semuanya!!
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7

Tuh, ayat di atas tuh bilang, Allah lah yg bisa mengontrol hati dan pikiran kita…
Pernah gak waktu kita lagi sebel udah gitu nonton film komedi, malah jadi makin sebel soalnya tuh film serasa ngetawain kita gitu? Ato orang laen lagi bisik2, kita nyangka mereka ngomongin kita. Haiihhh.. itu tuh, sebenernya yang salah bukan kondisi lingkungan. Tapi kondisi hati kita.
Kalo kita keluar rumah udah gitu ada burung nemplok terus buang eek ke atas kepala, itu namanya sial. Tapi kalo akirnya loe biarin terus sampe burung itu bikin sarang di kepala loe, itu namanya goblok! Kalo hari itu ngerasa kita sial, yaudah. Pulang dan mandilah!
Nah, Tuhan gak bisa ubah hati kita kalo kita tidak menjaga hati kita.

Tapi pertama, kita harus check up dolo hati kita.

- Pastikan hati kita ‘good soil’. Menjadi tanah yg baik untuk ditaburi FirTu. (matius 13:1-9)
Bisa dipastikan kalo benih yg ditabur tuh benih yg sama kualitasnya. Tapi Cuma benih yg jatuh di tanah yg subur yg bisa tumbuh dgn baik. Hati kita adalah jenis tanah itu. Tapi responnya beda2. Tanah yang keras gak bisa ditaburin apa2. Kalo hati keras, apapun yg diberikan,–gak bakal mengubah apapun! Oleh sebab itu GOD lebih perhatikan hati kita daripada isi dompet kita. Dan tunggu Allah ubahkan yg lain setelah hati kita berubah.

- Biarkan gesekan muncul. Selama kita hidup di dunia, kita pasti ada gesekan dgn sesama. Ayo! Semangat!! Jangan keraskan hati. Tapi bangkit lagi! And never say ‘never’ again. Karena biasanya kalo kita udah kesel. Suka ngomong, “I will never …. Again!”

- Pastikan jadi orang yang cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (matius 10:16). Secara umum, dunia bilang kalo hari gini kita tulus, kita bodoh! Jujur dan tulus itu bagian yg harus dimiliki orang Kristen. Jangan takut dibohongi orang. Karena Firman Tuhan itu ya dan amin, guys. Firman Tuhan yang menjagai kita… sepertinya kita gampang dilukai dan rapuh krn kita membela kebenaran, tapi gausah takut untuk memegang Firman Tuhan.( BY : Pastor Jose Carol )

Rabu, 12 Maret 2008

DEGIL


Degil
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. (Amsal 18:12)
Pelajaran beberapa minggu yang lalu tentang kerendahan hati:
Rendah hati adalah mempunyai pandangan yang jelas tentang siapa dirinya (tidak segan untuk mengatakannya).
Orang yang rendah hati adalah orang yang mau dibimbing, mau diajar (tentang hukum dan jalan-jalannya Tuhan).
Orang yang rendah hati adalah orang yang selalu berharap kepada Tuhan karena mereka tahu tanpa Tuhan tidak ada yang dapat mereka lakukan.
Orang yang tidak mau diajar adalah orang yang tinggi hati dan orang yang tinggi hati adalah orang yang bebal.
Orang yang tinggi hati biasanya tidak mau mengakui kalau dia mempunyai problem, bahkan orang yang tinggi hati bisa menjadi semakin rohani (agamawi):
Uzia berumur enam belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh dua tahun lamanya ia memerinta di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yekholya, dari Yerusalem. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.(2 Tawarikh 26:3-5)
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. (2 Tawarikh 26:16)
Sekarang kita akan belajar mengenai hati yang keras atau degil hati.
Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka. ( Amsal 28:14)
A tenderhearted person lives a blessed life; a hardhearted person lives a hard life. Message Bible
Blessed are those who have a tender conscience, but the stubborn are headed for serious trouble. NLT
Takut akan Tuhan diterjemahkan tender conscience= hati nurani yg lembut.
Quick to repent, to forgive, teachable, forgiving.
Orang yg mengeraskan hati sedang menuju/akan jatuh dalam malapetaka (serious trouble). These people are stuck in their own opinion, their own view points, tidak mau diajar dan tidak mau menerima pendapat dari orang lain/merasa diri paling benar.
Permasalahan hari Sabat:
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. ( Markus 3:1-6)
Yesus berdukacita atas kedegilan hati mereka. Kedegilan=the hardness of their hearts. NKJ
Mereka terpaku pada pengertian mereka sendiri yang salah dan tidak mau terima kebenaran yg Yesus sampaikan.
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." ( Markus 2:27-28)
He said to them, "Moses, because of the hardness of your hearts, permitted you to divorce your wives, but from the beginning it was not so. (NKJ) Matius 19:8
Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. ( Kisah 7:51)
Devil’s favorite place
Hati yang keras adalah tempat favorit iblis untuk rekreasi.
"Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. ( Matius 12:43)
Dry places=places with no water, tempat yang kering dan keras, susah untuk dibentuk. Tempat yang tidak dapat ditanami sesuatu, tidak ada kehidupan.
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. ( Efesus 4:17-18 )
Pikirannya sia-sia= tanpa (ketiadaan) kebenaran.
Pengertiannya yang gelap= covered with darkness.
Jauh dari hidup persekutuan dengan Allah= Alienated from the life of God.
Kebodohan yang ada di dalam mereka= ignorance/lack of knowledge.
Kemampuan kita untuk melawan iblis ditentukan oleh kepatuhan kita kepada Tuhan.
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! ( Yakobus 4:6-7)
Kepatuhan kita kepada Tuhan akan menghasilkan hati yang lembut, mudah dibentuk.
Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, (Ibrani 3:7-8)
Bayangkan berapa banyak diantara kita dapat hidup terhindar dari segala macam permasalahan (serious trouble) atau kekerasan hidup jikalau kita belajar untuk tidak mengeraskan hati, patuh kepada Tuhan dan perintahNya. Bukan hanya menjadi pendengar yang setia di gereja atau menjadi semakin agamawi hanya untuk menyembunyikan ketinggian hati; namun mari kita menjadikan kebenaran sebagai prinsip kehidupan dan menjalaninya, live a blessed life!!It Is Not The Lack Of Ability Or Potential That Prevents Most From Becoming What God Intends, But It Is Negative Heart Attitudes. Robb Thompson(Ps. Jeffrey rachmat- JPCC)


Benci Dengan Benar
Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.(Pengkotbah 3:8)
Kata benci mempunyai konotasi yang negatif dan kita melihatnya sebagai sesuatu yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Namun pada kenyataannya benci adalah salah satu bagian dalam hidup manusia serta merupakan bahan dasar penting dalam membentuk karakter manusia. Bagaimana mungkin????
Apa yang Anda cintai dan apa yang Anda benci menceritakan banyak tentang siapa Anda, tentang nilai kehidupan yang Anda miliki dan tentang apa yang menjadi perhatian Anda.
Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara. (Amsal 6:16-19)Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu. (Yesaya 61:8)
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! (Maleakhi 2:16)
Paling tidak setelah membaca Firman Tuhan ini Anda mengenali karakternya Tuhan dan apa yang akan Dia lakukan.Karakter terbentuk sebagian dari hal-hal yang kita benci, sebab pada umumnya kita akan menghindar dari apa saja yang kita benci.
Apa yang Anda senangi/cintai menggambarkan apa saja yang Anda ingin lakukan, kesanalah arah hidup Anda, kesanalah Anda memberikan waktu, tenaga dan berinvestasi. Kalau Anda cintai ‘keluarga’ maka kesanalah larinya kebanyakan dari waktu, tenaga, arah hidup Anda.
Hal-hal yang Anda benci menggambarkan apa saja yang Anda ingin hindari atau yang paling tidak ingin Anda temui dalam hidup. Kita memakai tenaga mendorong diri kita menjauh dari yang kita benci.
Bayangkan seorang yang benci ‘kekerasan’, maka ‘kekerasan’ adalah hal paling dia hindari atau hal terakhir yang bakal dia lakukan. Bayangkan kalau seseorang benci ‘terlambat’ atau benci ‘kejahatan’. Apa jadinya kalau orang benci teguran atau nasehat?
Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku. Jauhkanlah jalanmu dari pada dia (perempuan jalang/nakal), dan janganlah menghampiri pintu rumahnya, supaya engkau jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun-tahun umurmu kepada orang kejam; supaya orang lain jangan mengenyangkan diri dengan kekayaanmu, dan hasil susah payahmu jangan masuk ke rumah orang yang tidak dikenal dan pada akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binasa, lalu engkau akan berkata: "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran; mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku? (Amsal 5:7-13)
Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.( Amsal 15:10)
Jadi pada saat kita mendengar apa yang orang benci maka dengan segera kita dapat mengenali siapa sesungguhnya orang tersebut bahkan kemana arah hidup orang tersebut.
Benci yang benar menjadi tempat perlindungan buat nilai-nilai kehidupan kita.
Benci bekerja seperti immune system buat jiwa kita. Seperti halnya juga tubuh kita punya sistem imunisasi. Pada saat bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh kita maka system imunisasi tubuh segera mengenali bakteri tersebut dan mengirim berita kepada semua sel untuk bergerak melawan dan mematikan bakteri atau virus tersebut.
Benci perceraian akan melindungi pernikahan Anda.
Benci kesombongan akan melindungi nilai kerendahan hati seseorang.
Benci kebohongan akan melindungi nilai kejujuran.
Benci yang jorok akan melindungi nilai kebersihan.
Benci tidak tahu diri akan membuat kita jadi tahu diri.
Benci kemalasan akan melindungi kerajinan.
Buat yang sedang berpacaran, teliti baik-baik apa yang pacarmu benci dan lihat apakah memang benar itu terlihat dari tindakan-tindakannya.
Namun benci baru dapat menjadi bagian penting untuk keberhasilan hidup kita apabila kita dapat membedakan apa yang kita dengan bagaimana caranya kita membenci, antara apa yang kita benci dengan siapa yang kita benci.
Apa yang kita benci akan kita temui di dalam diri orang lain bahwa bukan tidak mungkin orang yang berada di sekitar kita. Kalau kita salah bereaksi maka bukannya kita membantu mereka untuk meninggalkan nilai yang salah (yang kita benci) malah kita justru akan merusak hubungan yang sudah terbina.
Go hard on the issue, and soft on the person.
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. (Amsal 15:18)
How to hate well? Dengan membenci apa yang Tuhan benci:
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.(Amsal 8:13)
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.(Amsal 12:1)
Orang yang cinta kepada pengetahuan senang mendapat teguran; tapi orang yang tidak suka ditegur adalah orang dungu. (BIS)
(Ps. Jeffrey Rachmat)